Cara Merawat Bayi Baru Lahir - Bayi baru lahir membutuhkan perlakuan khusus,
merawat bayi tidak bisa apa adanya atau sekedarnya saja. Satu tahun pertama
adalah periode emas pertumbuhan dan perkembangan bayi. Gagal menyiapkan bayi
selama periode tersebut adalah kerugian besar bagi Ayah dan Bunda. Bayi adalah
manusia unik yang memiliki dunia sendiri dan tidak bisa disamakan dengan orang
dewasa. Bayi bukanlah miniatur orang dewasa, dia berbeda! Merawat dan mengurus
bayi membutuhkan kesabaran dan cara penanganan yang khusus.
Setelah
keluar dari rumah bersalin, tidak ada lagi dokter dan perawat yang mendampingi
Ayah dan Bunda. Pada saat di rumah sakit pun, karena waktu dan kesempatan yang
terbatas, dokter tidak bisa menyampaikan semua hal yang semestinya Bunda
ketahui dan lakukan.
Karena
ketidaktahuan, banyak Ayah dan Bunda kemudian melakukan kesalahan yang
merugikan dan membahayakan bayinya. Ada Bunda yang membersihkan telinga bayinya
menggunakan cotton bud yang semestinya tidak boleh dilakukan karena dapat
merusak gendang telinga bayi.
Agar
berat badan bayi cepat naik, ada ibu yang berinisiatif memberikan makanan padat
pada bayinya meski usianya belum 6 bulan. Mereka tidak tahu kalau tindakannya
ini bisa mengakibatkan bayi tersedak, memicu alergi dan susah buang air besar
pada bayi.
Merawat
dan mengasuh bayi dengan cara yang salah tidak hanya membuat repot Ayah dan
Bunda, tapi juga membahayakan buah hati kita. Oleh karena itu, penting bagi
kita untuk mengetahui cara perawatan bayi yang benar. Merawat dan mengasuh bayi
semestinya bisa menyenangkan dan minim masalah jika kita bisa bertindak dengan
tepat.
Mengetahui cara perawatan bayi
terbaik yang sesuai dengan rekomendasi dokter akan menjadikan Ayah dan Bunda:
1)
Tidak akan
kaget jika mendapati hal-hal baru yang sebenarnya normal pada bayi.
2)
Tidak akan
risau dan galau karena bayi menangis terus, rewel, tidak mau menyusu, tidak mau
makan makanannya, berat badannya tidak naik-naik, ASI kurang dan masalah
lainnya karena tahu apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi itu.
3)
Tidak akan
cepat panik dan tahu apa yang sebaiknya dilakukan jika mendapati bayi sakit
atau mendapat masalah kesehatan lainnya.
4)
Kita bisa mengantisipasi jika menghadapi
keadaan tertentu pada bayi, misalnya demam setelah diimunisasi, keterlambatan
bicara, saat mulai berjalan dan lainnya.
5)
Bunda jadi
lebih percaya diri dan rileks, psikologi bayi pun menjadi lebih baik karena
energi positif dari ibunya.
6)
Tahu apa yang
akan diharapkan dari tumbuh kembang bayi setiap tahapannya.
7)
Mengurangi
biaya konsultasi ke dokter yang tidak perlu. Selain tentunya..
8)
Akan ada lebih banyak waktu yang Ayah dan
Bunda bisa berikan untuk mengeksplorasi segala potensi bayi.
Jika tidak menyiapkannya sejak
dini, satu atau beberapa hal di bawah ini bisa terjadi pada buah hati kita:
1)
Tumbuh
kembangnya tidak akan optimal. Berat badannya bisa kurang atau mungkin malah
berlebih (overweight atau obesitas) karena pemberian nutrisi yang salah,
pertumbuhan tinggi badannya kurang, lambat bisa mulai berjalan, lambat bisa
bicara, kosakatanya kurang, sulit mengungkapkan keinginannya dan lain-lain.
2)
Kesehatannya jadi kurang baik, akan gampang
terkena penyakit, sering sakit-sakitan, berat badan gampang merosot. Bayangkan
berapa biaya yang semestinya bisa ditabung habis untuk biaya ke dokter
spesialis atau rawat inap di rumah sakit. Kalaupun dicover asuransi, minimal
waktu dan energi Bunda akan tersita.
3)
Kurangnya keterampilan fisik, kreatifitas dan
kognitif. Anak jadi kurang lincah, kurang kreatif, sulit konsentrasi dan
lain-lain.
4)
Sulit diharapkan anak akan memiliki tingkat
kecerdasan (intelegensia) yang tinggi.
5)
Munculnya masalah sosial-emosional seperti
anak jadi lebih cengeng, gampang marah, sulit bersosialisasi dengan
lingkungannya.
Sulit
makan, berat badan tidak naik-naik adalah masalah serius. Mengajarkan kebiasaan
baik di 1 tahun pertamanya bisa mencegah itu.
Susah
makan mengakibatkan nutrisi yang masuk ke bayi berkurang. Ini akan menjadi
pencetus berbagai masalah lain seperti berat badan bayi kurang, pertumbuhan
tingginya jadi terhambat dan daya tahan tubuhnya jadi berkurang. Bayi jadi
gampang terkena penyakit karena zat gizi mikro yang masuk seperti besi, zinc,
iodium, dan asam folat berkurang. Bayi jadi sulit bertambah berat dan bertambah
tinggi karena zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak dan protein asupannya
berkurang.
Pemberian
makanan padat pertama di usia 6 bulan adalah penentu untuk memulai pembentukan
pola makan yang baik. Di usia ini, dengan teknik yang tepat kebiasaan baik bisa
diajarkan sehingga masalah sulit makan tidak akan muncul di kemudian hari.
Dalam
pengasuhan bayi, berbagai permasalahan akan muncul. Bunda tidak sendiri karena
hampir semua ibu mengalami tekanan dan kesulitan dalam merawat dan membesarkan
bayinya. Pada ibu yang baru, ini bahkan akan lebih sulit dijalani.